Sunday, October 30, 2016

Cerah Tak Berujung

Cerah belumlah hadir. Namun petani sudah pergi meladang. Menanam dalam sepinya pagi. Memotong ilalang yang menyeruak. Mengharapkan hijaunya sawah akan tiba pada waktunya.

Cerah belumlah hadir. Pelaut sudah menjauhi pantai. Mendayung ke tengah laut. Menancapkan jangkar terdalam. Menebar jala yang tak pasti hasil. Mengharapkan untuk membawa sejumlah ikan untuk menambah hari.

Cerah belumlah hadir. Namun kokok sang ayam sudah berbunyi. Memecahkan keheningan sang surya yang muncul dengan malu. Membangunkan jutaan insan.

Manusia hidup dengan asa. Demi masa depan. Menatap hijaunya sawah dan tenangnya air terbentang luas bersama dengan deburan ombak tiada maksud.

Tuhan punya cara sendiri. Tuhan punya jalanNya sendiri. Manusia mencari panas untuk menghalau dingin. Mendinginkan suhu untuk membunuh panas.

Cerah itu selalu hadir. Cerah itu pasti hadir. Pun sesekali hujan. Pun sesekali terlalu terik. Namun cerah pasti hadir.

Bawa asa mu nun jauh kesana. Dekap erat dalam jiwa. Menyatu dengan kata sawah dan laut. Gantungkan pada Sang Pencipta di dalamnya. Kombinasi tanpa batas tak berujung.

Kapankah cerah itu hadir?
Bukankah cerah selalu hadir?

Cerah itu pasti hadir. Diselimuti awan hitam dan kilatan petir. Diwarnai dengan warna Sang Maha Karya pada langit. Pelangi kehidupan.

Warnai hari-harimu dengan tawa dan canda. Nikmati kebersamaan dengan kawan dan lawan. Cerah itu selalu hadir di dalam sana. Cerah itu di dalam hati.
---

No comments: