Sunday, June 28, 2015

Build Your Dreams, Build Your Hopes, Build Your Futures


Saat kecil saya selalu mengingat serentetan kalimat yang menarik, yang hingga detik ini tidak dapat kulupakan, yaitu "Gantungkan cita-cita mu setinggi bintang di langit." Hem... terkesan konyol jika kupahami sekarang, pun pada waktu itu yah kutelan bulat-bulat saja. Gimana naronya tuh cita-cita kalo tingginya ga bisa kita capai saking tingginya di langit?

Tapi lambat laun dan jika dipahami lebih lanjut, istilah tersebut menjadi menarik. Bukan karena seperti menggantungkan jemuran yang akan cepat kering kalo ditaro di atas, ataupun akan mudah terlihat orang lain saking tingginya. Tapi ibarat menaruh harapan. Jangan setengah-setengah. Ambil contoh menaruh bendera di tiangnya, secara logika kalo ga sampe atas, akan berkesan negatif, tapi jika ditaruh dipaling atas, maka semua akan melihatnya dan ternyata semua menghormati arti bendera itu. Itu yang kupahami sejak kecil melihat upacara bendera.

Ada kesamaan dengan istilah tersebut pun memiliki arti yang lebih tinggi lagi. Menaruh cita-cita jangan hanya setengah-setengah, menjadikan ambigu juga artinya. Ga jelas. Taruh setinggi-tingginya, apapun cita-citamu. Jangan pula hanya yang ringan-ringan saja. Pun dengan bertambahnya waktu, maka akan selalu berubah pula cita-cita itu. Tapi jika menaruh cita-cita sama dengan harapan, maka jangan pula meletakkannya dengan setengah hati. Tau sih resikonya akan berbanding terbalik jika harapan tersebut terpatahkan, tapi disitulah resiko yang harus kita petik dan kita pelajari dalam setiap masa.

Mimpi seperti harapan pula, terkadang kita memimpikan sesuatu yang terlalu tinggi dan orang sekeliling akan berkata "Mimpi loe ketinggian bro, realitas sajalah." Ada benar dan banyak tidak benarnya. Tergantung dimana kita melihatnya, optimis atau pesimis? Mungkin sebagian atau banyak orang lebih suka berkomentar dan melihat atau hanya sebagai tim penggembira saja di sekeliling. Pertanyaannya, mau terus jadi komentator atau tepuk tangan saja? Atau menjadi bagian yang disorot dan menjadi yang ditepuk tangankan?

Gagal? sebut saja... biasa... kupelajari, lebih banyak orang gagalnya daripada yang tidak gagal. Para motivator menulis buku pun untuk selalu menyemangati manusia gagal untuk bangkit. Jadi kenapa harus merasa lesu? Mimpi pun sepertinya serupa. Jaman dulu buatku selalu berhitung dan berlogika. Namun lambat laun semuanya berubah, banyak hal yang tidak masuk akal terjadi. Sehingga satu per satu mulai terpatahkan juga saya sebagai cowok yang selalu berpikir logika.

Namun, semuanya harus diukur dengan angka dan realitas. Apa dasarnya dan apa yang kita cari sebagai tujuan hidup. Menaruh cita-cita sama dengan menaruh harapan hidup.Sangat tinggi agar menjadikan motivasi kita setiap pagi, bangun dan bergerak.

Kadang saya berpikir, apakah mimpi ku ketinggian yah? Tapi saat mimpi itu satu per satu terwujud, maka seyogyanya, mimpi itu berubah dah menaruh harapan kembali akan mimpi yang baru. Bagaimana rasanya? Bermacam-macam pastinya. Tidak dapat berlogika apa yang di depan sana, pun bisa dihitung, namun mengkalkulasi dan bukan spekulasi.

Optimis.

Positif Thinking.

Kurasa 2 hal itu penting. Untuk mengejar apa yang kita kejar, tutup telinga sekitar sejenak agar fokus akan apa yang kita mimpikan dapat terwujud. Saya bukan siapa-siapa yang mampu mengajari hidup, saya pun masih belajar untuk hidup. Dan menariknya, belajar tentang kehidupan adalah hal serta ilmu yang tidak pernah habis. Selalu menarik.

Selain berusaha mengejar cita-cita dan impian, jangan lupakan juga selalu bersyukur dan berharap. Pastinya semuanya bersinergi. Pilihlah orang sekeliling yang memiliki unsur positif, tinggalkan daerah atau lingkungan negatif, karena biasanya akan terjadi perubahan saat kita sendiri pun mau berubah.

Saya tidak tahu apa yang ada di depan sana, tapi saya perlahan namun pasti menapakinya satu per satu. Menarik, seru, melelahkan, menikmatinya, menjalaninya, mengikuti perubahannya, dan pastinya, harapan selalu saya letakkan yang paling tinggi pula.

Dan pastinya dan teramat yakin, tidak ada yang dapat dibangun secara tiba-tiba, harus dijalani satu per satu, membangunnya perlahan, namun pasti.

Bangun Mimpimu, bangunkan harapanmu, dan tentunya, bangun masa depanmu.

Jika kita semua tahu bahwa hidup hanya sekali, mengapa hanya mengambil sikap yang biasa-biasa saja? Mengapa tidak melakukan yang terbaik? Saat ini. Bukan besok atau nyaman dengan hari kemarin. Bangunkan setiap saat akan harapan dan masa depanmu.

Akhir kata....

Anda yang mengubah Dunia, bukan Dunia yang mengubah Anda.

No comments: