Monday, February 25, 2013

This is My Heart, Where is Yours?


Dalam hidup, kita selalu mempertahankan apa yang kita pegang, apa yang kita pahami bahwa apa yang kita miliki adalah yang terbaik... pun kita tak memahami pula apakah yang terbaik untuk kita juga yang terbaik untuk sekeliling kita, untuk orang tua kita, ataupun... yang terbaik menurut-NYA?....

Apapun yang kujalani dengan baik, selalu berharap semuanya menghasilkan yang terbaik pula... tak mengerti juga apapun hasilnya, yang pasti dengan tekad bulat dan prinsip dasarku bahwa berusaha selalu menjadi orang baik, memberikan yang terbaik untuk sekelilingku... dan berharap bahwa akan menghasilkan yang baik pula... pun semuanya berserah kepada Yang Diatas....

Waktu demi waktu, hari demi hari yang berubah sesuai dengan bertambahnya usiaku dalam hitungan detik, hingga hari bahkan tahun... namun yang pasti kuberharap semuanya akan menjadi baik... Ujian dan ujian selalu berlalu-lalang... menerpa, melewatiku, melintas dengan cepat, bahkan sesekali menghantamku dengan amat keras...namun dibalik itu semua, kupahami dengan pemikiran tenang bahwa semuanya memberikanku sebuah arti ketegaran... sebuah arti dimana terkadang Yang Diatas memberikan ujian untukku dapat menaiki level kehidupan yang terkadang tak dapat kumengerti dalam pemikiran manusia biasa...

Terima kasih kuucapkan kepada-Nya yang memberikan kesembuhan selalu kepada Ayahku tercinta dengan hasil operasinya yang sangat baik... pun kujalani dengan terasa berat, juga dengan kesetiaan Ibuku tercinta yang selalu mendampinginya setiap saat...Mama, terima kasih atas cintamu yang selalu hadir di tengah kami semua...dan...Maafkan aku Ayahku jikalau terkadang aku tidak selalu stabil dalam menjalaninya... namun yang pasti, apa yang kulakukan untukmu selalu... untuk kedua orang tuaku yang kucintai sepanjang masa... memang anakmu ini terkadang lebih banyak diam dalam menjalaninya, namun yang pasti keberhasilan yang telah, sedang dan akan kuperoleh...hanya untuk kalian berdua....

Terbaca sebuah warta Matius yang menurutku sepertinya pernah membacanya...namun menarik untuk kubagikan kepada kalian semua....

-----
Kalung Mutiara Putih

Seorang gadis kecil berusia tujuh tahun, berambut ikal, terlihat ceria hari itu. Ketika ia sedang berjalan-jalan di mal, sang gadis imut ini melihat sebuah kalung mutiara putih berkilau di kotak foil merah muda.

"Oh mama, kumohon, mama, bisakah aku memilikinya? Ya, mama, kumohon?" Sang Ibu pun langsung bergegas melihat bagian belakang kotak foil kecil itu untuk melihat harganya, lalu melihat kembali mata biru wajah gadis kecilnya itu.

"Satu dolar sembilan puluh lima sen. Itu hampir $2 lho. Jika kamu benar-benar menginginkannya, mama akan memberimu beberapa pekerjaan ekstra untuk kamu sehingga dalam waktu singkat kamu bisa menyimpan cukup uang untuk membelinya sendiri. Ulang tahun kamu tinggal seminggu lagi dan kamu mungkin bisa mendapatkan tambahan uang dari Nenek."

Tidak lama tiba di rumah, sang gadis kecil ini pun langsung pergi ke kamar dan mencari celengan yang ada di atas lemarinya. Ia pun langsung memecahkannya dan menghitung uang yang ada di dalamnya. Setelah dikumpulkannya, ia mendapati uang yang ada ditangannya hanyalah sejumlah 17 sen.

Makan malam tiba. Dengan langkah sigap, gadis kecil ini mulai melakukann lebih dari pekerjaan yang menjadi bagiannya. Hal ini terus ia lakukan selama seminggu penuh. Uang $2 pun akhirnya dapat ia kumpulkan dan pada saat ulang tahun ia bisa membeli kalung mutiara putih.

Gadis kecil ini menyukai kalung mutiara putihnya. Kalung itu membuat sang gadis kecil merasa cantik dan dewasa. Ia pun memakai kalung ini di mana-mana. Saat satu-satunya ia melepaskan barang kesayangannya tersebut adalah ketika ia pergi berenang atau mandi busa. Pasalnya mama gadis kecil pernah berkata jika kalung mutiara putih itu kena air, kalung itu bisa membuat jiplakan warna hijau di kulitnya.

Suatu kali, ayah sang gadis kecil ini memanggilnya sebelum ia beranjak tidur. "Putriku, apakah kamu mengasihiku?" "Oh, tentu ayah. Ayah tahu bahwa aku mengasihi ayah." "Kalau begitu, berikan kalung mutiaramu itu pada ayah." "Oh, jangan kalung mutiaraku ayah. Tapi ayah bisa memiliki barang-barang yang lain yang aku miliki kok. Ingatkah ayah dengan kuda putih koleksiku yang paling aku sayangi? Ayah bisa memilikinya." "Oh, tidak apa-apa, Sayang. Lupakanlah. Ayah mengasihi kamu, selamat malam," ucap sang ayah sambil mencium pipi sang gadis cilik.

Sekitar seminggu kemudian, selepas mendongeng, sang ayah bertanya lagi, "Putriku, apakah kamu mengasihiku?" "Ayah, kau tahu aku mengasihimu." "Kalau begitu beri aku kalung mutiaramu." "Oh, ayah, jangan kalung mutiaraku. Tapi ayah bisa kok memiliki semua boneka yang aku dapat dari hadiah ulang tahunku kemarin." "Oh tidak usah, nak. Tidak apa-apa. Tidurlah yang nyenyak. Tuhan memberkatimu. Satu lagi, Ayah juga mengasihimu." ucap sang ayah sambil mencium pipi sang gadis cilik.

Beberapa malam kemudian, ketika ayahnya datang, gadis kecil ini duduk bersila di tempat tidurnya. Saat dia mendekat, dia melihat dagu gemetar dan air mata bergulir di pipinya. "Apa itu putriku? Ada apa?" Gadis kecil itu tidak mengatakan apa-apa, tetapi mengangkat tangan kecilnya pada ayahnya. Dan ketika ia membukanya, ada kalung mutiara kecilnya. Dengan sedikit gemetar, dia akhirnya berkata, "ini ayah, ini untukmu."

Dengan penuh air mata, ayah gadis kecil ini menerima kalung mutiara putih seharga $2, dan dengan tangan yang lainnya, ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru. Ia pun menyerahkan kotak kecil tersebut kepada gadis kecilnya. Sambil tersedu-sedu, sang gadis kecil ini membuka kotak berwarna biru tersebut. matanya pun terbelalak karena di dalamnya terdapat sebuah kalung permata asli yang begitu indah.

Ternyata selama ini sang ayah telah menyimpan benda yang sangat mahal harganya itu. Namun, ia menunggu gadis kecil ini menyerahkan kalung permata berwana putih seharga $2 kepadanya sehingga ia dapat memberinya harta yang asli.

Itulah yang dilakukan Bapa Surgawi kita. Dia menunggu kita untuk menyerahkan hal-hal murah dalam hidup kita sehingga ia dapat memberi kita harga yang indah. Bukankan Allah baik?
-----
dikutip dari Warta Santo Matius, 17 Februari 2013, Tahun XXX-No.22

No comments: