Thursday, February 07, 2013

Ayahku Tak Pernah Kalah


2012
Pada awal tahun lalu, Ayahku yang sudah pensiun dan memiliki umur yang terbilang tidak muda lagi, bahkan bisa dibilang sudah berumur, tiba-tiba terkena penyakit stroke. Kegemaran seseorang berolahraga lari, sepertinya tidak menutup kemungkinan untuk seseorang terkena penyakit stroke, termasuk Ayahku. Saat masa mudanya selalu konsentrasi bekerja di sektor marketing dan saat beliau sudah ada umur, mulai menggemari olahraga lari ini, tentunya selain serentetan olahraga lainnya seperti catur, badminton ataupun renang.

Teringat saat masa kecil, aku bermain catur dan selalu kalah, Ayahku mengajarkan aku bermain catur yang suatu kali akhirnya daku bisa mengalahkan Ayahku. Aku begitu senangnya, pun saat itu ibuku tercinta mengatakan bahwa Ayahku mengalah demi aku, tentunya untuk aku yang belum mengerti, tak peduli istilah itu, yang penting aku bisa menang dan menjatuhkan sang raja milik Ayahku.

Serentetan olahraga lainnya yang disukai Ayahku melihat di televisi, seperti balapan ala mobil F1 ataupun motogp, juga pertandingan tinju, tenis, dan nyaris sepertinya jika weekend tiba, acara tivi yang berbau olahraga dilibas Ayahku, seakan tidak memberikan kesempatan untuk ibuku memegang remote tivi.  Tentunya solusi terbaik adalah, ada tivi lainnya di kamar utama untuk ibuku, sedang Ayahku menguasai tivi ruang tamu. Untukku? simple saja, sebuah tivi Sony berukuran14 inci menjadi temanku, serupa dengan tivi yang dimiliki kakakku di kamarnya.

Waktu berlalu dan kini kedua anaknya telah tumbuh dewasa, umur bergulir dan bertambah seiring dengan jumlah rambut putih yang dimiliki Ayahku.Aku dan kakakku merapal dunia kerja dan waktunya Ayahku memasuki usia pensiunnya. Kuberikan tablet sederhana untuk merapal kepiawaian Ayahku dalam memainkan bidak-bidak hitam putih di papan catur. Ilmu marketingnya seakan terlibas dalam sekejap saat ujung jarinya berusaha memainkan layar tablet masa kini. Namun dengan kemampuannya, dapat menguasainya, walaupun aku harus mengajarkannya beberapa kali, maklum tabletnya berkemampuan layar tekan, berbeda dengan yang kugunakan untuk bekerja. Entah mengapa pada akhirnya dia lebih memilih mendalami berolahraga lari ketimbang catur.

Lari dan selalu lari, gemar berkeliling komplek disaat aku mau memeluk guling, Ayahku malahan bangun dan lari.Dari sejam hingga tiga jam sehari, namun setelah sekian lama, apa daya penyakit bernama Stroke menyerangnya pula. Hingga proses penyembuhan beberapa minggu dan bulan dapat memperbaiki kondisinya lagi. Alhasil kegemarannya berlari, digantikan dengan jalan kaki dari ujung 5 rumah ke kiri dan 5 rumah ke kanan. Untuk Ayahku, dia sudah sangat senang tentunya, dan aku pun turut senang, pun aku selalu mengatakan bahwa jangan diforsir, bahwa jalan kaki hanya untuk mengatur nafas dan melatih langkahnya.

Seiring beberapa bulan kemudian, kondisi jantungnya sering berdebar kencang dan membuat nafasnya terasa berat dan tersenggal-senggal, setelah di check rupanya Ayahku terkena darah tinggi pula, alhasil diet dilakukan dan tentunya aku katakan lebih keras agar jangan memaksakan berjalan terlalu lama, itu akan memberatkan jantungnya yang bekerja lebih berat. Sehingga Ayahku berjalan hanya 1 rumah ke kiri dan ke kanan, tidak terlalu melelahkan.Itu buatku sudah sangat membanggakan, pun berulang kali terkadang menelponku mendadak untuk ingin bertemu diriku, kala keresahannya tiba dimanakah aku sebagai anak cowok satu-satunya, dan dengan pekerjaanku yang mobile, selalu kuusahakan menyempatkan bertemu Ayahku pun harus mengatur waktu sejenak.

2013
Dalam waktu kurun waktu setahun, pada suatu pagi Ayahku menelpon dengan amat sangat sering, kupikir karena keresahannya yang tidak beralasan, biasanya hanya sekedar menanyakan apakah aku sudah makan, apa aku kehujanan, atau pekerjaanku baik-baik saja? Namun kali ini dering berikutnya dari sang ibunda yang mengatakan bahwa Ayahku kesulitan buang air kecil, sejak subuh, dan kebetulan aku sudah membereskan beberapa barang yang akan dibawa, sehingga tidak menunggu lama, langsung meluncur dan bertemu Ayahku.

Secepat itu pula aku membawanya ke klinik terdekat, dan divonis harus masup UGD karena berbahaya jika tidak bisa buang air kecil.Selalu saat dalam keresahan, Ayahku yang selalu bangga sudah dapat aktif berjalan lancar, seketika itu pula nge-drop, sulit berjalan dan tertatih, alhasil kali pula seperti itu, namun dengan sigap dapat membawanya ke UGD dan membuatnya dapat buang air kecil kembali dengan menggunakan kateter, yaitu berupa selang dan bungkusan plastik yang tersambung pada prostat atau kantung kemih pria. Seketika itu pula masalah dapat terpecahkan, namun dalam waktu yang tak lama harus dibereskan.

Penyakit prostat adalah penyakit pria diusia lebih dari 50 tahun biasanya timbul, pembesaran prostat muncul karena dipicu oleh hormon yang dimiliki pria berusia lanjut, hormon pria yang tak pernah habis membuat prostat itu membesar, jika ingin dibuat tidak membesar? yah harus diputuskan saluran penyalur hormon yang kutangkap yah seperti vasektomi. Untuk Ayahku dalam pengobatannya harus dilakukan operasi yang membuka saluran untuk pembuangan air kecilnya, karena jika kateter dilepaskan, otomatis akan kembali tertutup, dan seperti ulasan sang dokter bahwa akan kembali mengalami kesulitan di waktu subuh. Tentunya para pria tahu kenapa saat subuh harus buang air kecil kan?

Progres lainnya setelah dilakukan USG dan ronsen juga medical check-up, tentunya untuk memastikan operasi para prostatnya yang membesar. Namun, harus dilakukan check-up kepada dokter jantung karena penggunaan obat yang membantu pengenceran darah, tentunya sebagai salah satu obat stroke. Konsepnya sederhana sebetulnya, kujelaskan sedikit, stroke merupakan penyempitan pembuluh darah di sektor otak, tentunya supply darah tidak dapat berjalan lancar, juga darah dapat mengental, dimana idealnya, darah berputar keseluruh tubuh agar dapat berjalan baik dan normal.Solusi stroke salah satunya memakan obat pengencer darah, sehingga dapat berjalan baik, pun melalui pembuluh darah ke otak, bahkan ke jantung. Dengan akan dilakukan operasi, maka dalam 7 hari ke depan, obat tersebut harus diberhentikan, karena proses operasi malahan akan dilakukan sebaliknya, yaitu membekukan darah, karena jika tidak, darah akan terus mengalir deras, yang tentunya akan berbahaya kekurangan darah.

Setelah 7 hari, akhirnya Ayahku dilakukan siap melakukan operasi, namun dengan hadirnya Kartu Sehat Jakarta yang diberikan gubernur DKI pak Jokowi, rupanya tidak hanya dijalanan yang banyak mobil serta manusia menuplek di mal terkini, tempat bernama rumah sakit pun berjejalan manusia yang memerlukan pertolongan, sehingga proses untuk dapat kamar saat ini dikelas 3 ataupun 2 dapat terlibas dan masup daftar tunggu.Kehadiran Kartu Sehat itu rupanya membantu banyak rakyat golongan kecil untuk berobat, tentunya untuk yang golongan atas dapat menduduki kelas VIP keatas dengan kemampuannya, namun disisi lain menjepit golongan menengah yang memerlukan pertolongan. Itu yang kurasakan pula tentunya, golongan menengah menjadi masup daftar antrian pula untuk dapat kamar kelas 3 ataupun 2. So? ada baik dan buruknya pula Kartu Sehat yah?

Terlepas dari itu semua, akhirnya Ayahku dapat memiliki ruang tidur pula, yang tentunya kalaupun kamar kosong gender perempuan, tidak dapat diberikan kepada pria, alhasil menunggu 1 hari, dapet juga, tentunya kamar untuk gender pria. Selesai? tidak semudah itu pula, penungguan dilakukan beberapa hari karena ternyata alat yang akan digunakan sang dokter dalam perbaikan, sehingga harus menunggu kembali, dan Ayahku sementara terbaring di RS.

Terpikirkan olehku bahwa sebenarnya solusi dari RS sebenarnya simple, gunakan peminjaman alat operasi prostat itu di tempat lain, agar Ayahku lekas sembuh dan dapat pulang, tentunya antrian pasien lainnya dapat mengalir, ketimbang harus menunggu beberapa hari yang menghambat pertukaran pasian di RS, entah mengapa hal itu tak dilakukan pihak RS, agak kecewa juga jika kulihat mengapa solusi sederhana itu tidak cepat dilakukan.

Namun dibalik kekecewaan selalu memberikan arti lain, tadi kusempatkan sekian jam bercakap-cakap bersama Ayahku yang terjaga saat subuh. Ibuku sudah tertidur pulas disampingnya, dengan tubuhnya yang mungil, dapat tidur cukup lama rupanya dan nyempil di sisi tempat tidur Ayahku. Ada efek yang kulihat jika obat yang diperlukan diberhentikan sementara untuk proses operasi, dimana terkadang Ayahku mengalami kemunduran dalam faktor ingatan. Beruntung mood-ku selalu dapat kumaksimalkan, berbeda dengan kelelahan yang dimiliki ibuku yang mood menjadi turun naik dan tidak sabaran, kupahami juga karena ibuku kurang waktu istirahat.

Aku bertanya banyak hal yang menarik, seperti pekerjaanku yang keliling bertemu sahabat dan kerabat dimana aku dapat informasi dan cerita menarik setiap saat, kali ini pun Ayahku yang bercerita. Entah mengapa pekerjaanku yang biasanya dibelakang meja, saat beralih ke sektor depan, selalu menarik dan mengisi passionku, termasuk mendengarkan cerita sang Ayahku tercinta. Kutanyakan sedikit tentang kepiawaiannya di masa lampau, dan sekejap meluncurkan serentetan tanpa henti Ayahku bercerita yang mengarungi pulau Jawa dari kota-kota. Untukku? itu merupakan percakapan menarik dan sangat berkenan, dimana kepiawaian Ayahku dari kota-kota, bahkan dengan teknologi yang sangat sederhana pada masanya, berbeda sekali dengan kecanggihan teknologi saat ini. Sangat menganggumkan buatku mendengar cerita Ayahku tercinta.

Tak kulihat waktu bergulir dengan cepat,sekian jam sudah kuhabiskan akan sebuah kejadian menarik dan sangat tak terlupakan, dimana pada akhirnya aku menuliskannya saat ini pula pada postingan kali ini. This is  powerfull story untukku.Slogan yang beliau katakan bahwa, "Gue ga pernah takut ataupun kalah....", itu sekelumit yang kuberikan untuk pembaca postinganku kali ini, sisanya? Ada dibenakku yang kupegang dengan erat dan tak terlupakan.... berjuta senyum dan seperti tamparan tiada henti seperti kuterima saat Ayahku dengan semangatnya bercerita panjang lebar....

Teruntuk Ayahku yang kucintai dengan amat sangat... Get well soon Dad.... Aku tak akan kemana-mana, aku akan selalu ada disampingmu disaat kapanpun dan dimanapun, spiritmu seperti tersalurkan dengan deras melalui ceritaan di masa kerjanya. Aku akan selalu hadir disisimu, yang tentunya akan selalu kujaga Ayahku dan Ibuku tercinta....

Untuk pembaca setiaku... minta Doanya agar Ayahku cepat sembuh yah....
Amin.

1 comment:

Julbintor Kembaren said...

semoga bokap cepet sembuh bro!