Friday, May 13, 2005

Every story has beginning


Beberapa hari ini, waktuku cukup diwarnai oleh 18 dvd yang dibundle dalam 3 series, dimana 1 series mencakup masing-masing 6 keping dvd, dan tiap-tiap kepingnya 4 chapter. Chapter demi chapter membuatku terpukau bagi siapapun yang menontonnya, dan kurekomendasikan kepada beberapa orang, semoga bisa terpindahkan pula kegembiraanku ditemani film favoritku sejak dahulu.

Waktu kecil teringat bahwa Sosok Superman adalah idaman dari setiap orang anak kecil yang terpukau dengan kebaikannya kepada seluruh umat manusia. Sosok seorang "HERO" yang ingin disandang setiap lelaki pada umumnya, dan begitu banyak arti "hero" itu sendiri bagi kita kaum lelaki. Gemar menolong siapapun tanpa pandang bulu, dan selalu berhati baik tanpa ingin ada kekerasan dalam memecahkan masalah.

Smallville diwarnai dengan kisah Superman dimasa mudanya, di kota kecil dengan nama Smallville, yang mungkin di komik lebih dikenal dengan Superboy. Adapun dalam Superman the movies yang dibundle dalam 4 film layar lebarnya, tidak mencakup kehidupan dimasa kecilnya, di komik pun cukup terbahas dengan singkat. Tapi di Smallville ini bisa terpukau akan ceritanya saat masih menjadi seorang pria yang beranjak dewasa, diwarnai dengan konflik-konflik dari diri sendiri, keluarga, sahabat, hingga lingkungan sekitarnya. Dengan bertambahnya umur, bertambah pulalah kepiawaiannya dalam mendapatkan kekuatan yang luar biasanya, dari mulai bisa lari cepat, kebal, x-ray dan masih banyak lagi. Cukup membuat terkagum-kagum bagi siapapun yang menontonnya.

Sosok itu cukup terbilang real dalam penggambarannya, dan chapter demi chapter membuat kita harus berdecak kagum atas imaginasi si pembuat film, karena selalu menakjubkan. Tapi inti dari semua itu bukan hanya kehebatan sebuah sosok "super" yang tergambarkan, tapi bagaimana dia harus menolong diri sendiri dan orang lain. Dan contoh itu yang tergoreskan dalam diriku ini. Di sosok lain yang terbilang "dingin" adalah sosok Lex Luthor nya. Cukup banyak kulihat sosoknya, cukup banyak pula yang terbersit bahwa sosok itu ada dalam diriku, yang terbilang dingin walau tidak sedingin dia dalam memecahkan masalah dan dunia perbisnisan.

Rasa "dingin" dalam menghadapi semua masalah, tidak selalu harus dihadapi dengan tarik urat dan teriakan keras. Cukup dihadapi dengan beberapa patah kata dan terdiam. Mungkin itu yang sedang aku lakukan, bukan karena ingin meniru sosok fiksi itu, tapi ketanggapannya dalam "mendinginkan" masalah yang rumit dan complicated. Tapi sosok "super" itu pun cukup mendarah daging di jiwaku ini, tidak ingin melihat orang lain menderita dan dengan kedinginanku pun, sebenarnya aku tahu apa yang ada disekelilingku, baik secara langsung dan tak langsung.

Cukup banyak pelajaran yang aku lihat dari kehidupanku ini, terasa membahagiakan, kegetiran, kepahitan, dan masih banyak lagi, dan cukup banyak juga yang dapat kita petik saat chapter demi chapter film itu berlalu, sama seperti dalam setiap kesempatan dari hidup kita yang berpuluh-puluh chapter tergoreskan. Tapi dengan semuanya itu aku selalu belajar dan belajar, walau aku merasa sudah berdiri, tapi terkadang aku "dipaksa" untuk merangkak kembali, dan kesedihan menggantung dalam pikiran dan pandanganku. Kutelaah waktu demi waktu yang telah kulewati dengan kepala dingin dan kepulan asap disekelilingku, kulihat dengan samar akan apa yang akan aku lalui di masa mendatang, dan apa yang akan aku gapai untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan.

Getir memang dalam kehidupanku ini, tapi dari itu semua banyak pelajaran yang terkandung di dalamnya, proses mematangkan sosokku yang mungil dan atraktif sekaligus "dingin". Tak banyak komentar yang bisa aku ucapkan dalam melihat kehidupanku, tak banyak yang bisa mendalami apa yang sedang terjadi dalam diriku, hanya orang-orang terdekat yang tanpa mereka bertanya, sudah dapat mengetahui dengan sendirinya. Sosokku yang memang ingin kulalui seperti ini, pelan tapi pasti sesuai dengan semua perencanaan yang telah kupersiapkan. Semoga apapun yang kulihat dengan samar, suatu hari dapat kutengok kembali dengan senyum tergores dan sebuah perasaan "hero" menyatu dalam diriku ini.

Perasaan "hero" yang ingin menyelamatkan diriku dan sekelilingku, tak tahu harus berbuat apa, tapi yang pasti DIA akan menjawabnya suatu hari kepadaku, biarpun aku berlinang darah dalam mencari jawaban atas semua kegelisahanku, tapi suatu hari aku yakin bahwa aku akan menemukan jawabannya. Tak tahu kapan, dan tak tahu darimana jawaban itu dilontarkan melalui perantara apa dan siapa. Tapi dengan keyakinanku, aku tahu bahwa suatu hari jawaban itu pasti kan datang, ataukah saat ini aku sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaanku itu? Tak tahu. Tak tahu apakah aku yang kurang kritis atau memang belum terjawabkan.

Suatu hari nanti.....dan setiap cerita pasti mempunyai awal....

1 comment:

Julbintor Kembaren said...

nulis lagi dong...
dah lama ni ga nulis kayaknya ;)

btw, jd pengen nonton tuh film
kalo fullhouse itu beda lagi ya? abisnya cewe-cewe dimana-mana sekarang ngomongin full house...
gw kirain pada maen poker, taunya film...xixixixi ;))