Monday, February 02, 2009

Nasi Goreng Natal 2008

Tidak banyak yang aneh dari sebuah foto yang kutampilkan ini namun sangat menarik untukku....tak tau apa yang terjadi hingga detik ini, namun sebuah "Nasi Goreng" merupakan penggembira yang kuberikan pada hari Natal kemarin bersama dengannya.... Dia begitu senang makan bersamaku saat Natal 2008 yang selalu kuingat...dimana aku pun mencobanya dengan Lensa Canon Fix 50 f/1.8 yang blum lama kubeli pada saat itu....

Teringat selalu akan kejadian itu yang sangat dia senangi padahal mungkin untuk sebagian orang makan Nasi Goreng merupakan hal yang standard dan lazim...namun...tidak Untuknya....dan selalu kuingat akan ucapan dia selalu baik secara langsung dan tak langsung....dan dengan foto ini pula aku ingat selalu beberapa saat lalu ketika terjadi cukup hebat yang memberkas dihatiku....begitu keras aku beraksi mungkin karena terlalu banyak pikiran dan terasa beban yang tidak semudah itu aku pegang....dan....sepertinya aku selalu menyesali akan semua yang terjadi....kembali aku teringat akan sebuah Nasi Goreng ini saat ini...waktu ini...

Maafkan aku...

Hanya sepenggal kata itu saja yang dapat aku ucapkan yang aku tuliskan dalam postinganku kali ini yang kutujukan untuknya...terasa berat rasanya aku mengingat kejadian yang belum lama terjadi...kekerasan yang membuatku seperti menyadari akan ego yang aku miliki....bersanding dengan keberadaan ego itu sendiri di semua pihak....ah...terlalu berat rasanya jika aku melakukannya kembali....dan....sejuta kata maaf pun sepertinya tak akan menghilangkan apa yang telah terjadi dan menjadi teringat dikepala masing-masing...

Maafkan aku...

Terlalu keras yang aku miliki untuk mengajari seseorang yang mungkin berbeda cara denganku....berbeda tata cara hidup dan berbeda tata cara berpikir.....sehingga mungkin terlallu egoisnya diriku...atau....terlalu berkecamuknya apa yang ada di hati dan pikiranku dan membuat aku meledak-ledak tak terkira....betapapun aku melakukan semua yang aku berikan padanya namun tak sepantasnya aku seperti itu...aku seperti tak bisa berkata apa-apa jika mengingat semuanya...apakah caraku terlalu keras dalam mengajari seseorang...atau apakah caraku terlalu memaksakan?...ataukah....egoku dalam memperbaikinya menjadi sebuah rasa berat demi mencapai hasil yang terbaik untuknya selalu dan menyebabkan disisi lain ini menjadi sebuah goal yang harus berhasil akan apa yang selalu kulakukan?.....

Maafkan aku...

Kau terlalu baik dan terlalu sederhana dalam berpikir sehingga terkadang orang2 disekelilingmu yang terlalu memutar otak untuk berbuat yang tak kau pikirkan....dan aku selalu memberikan ajaran-ajaran itu dan berharap kau bisa melakukan yang lebih baik lagi dan lebih pintar dalam berpikir selangkah hingga beberapa langkah lebih maju dari sekelilingmu...namun sepertinya aku tak bisa memaksakan terlalu keras seperti aku terlalu keras meminta dihargai olehmu....terucap kata yang tak dapat aku teriakan seperti teriakan aku selalu.....

Maafkan aku...

2 comments:

Anonymous said...

apa yang saya cari, terima kasih

Anonymous said...

Good bye, considerate soul mate :)