Saturday, October 15, 2016

Wajah Dalam Sepi

Dalam kesendirian, raut wajah itu kembali hadir. Menghantui setiap langkah dan tapak ku.
Seperti angin di malam hari, tak terlihat namun dapat kurasakan.
Seperti terang dalam gelap, tak tersentuh namun terlihat berbentuk sinar.

Dinginnya malam, selalu memeluk ragaku. Hujan dan panasnya musim, silih berganti. Sorot mata itu selalu ada dalam bayangan ini. Mengapa oh mengapa?

Bukalah sangkakala dunia. Biar kutembus ke dalam sana. Melewati batasan langit dan bumi. Berenang-renang dalam bintang dan ikan.

Pusaran air seperti menarikku ke dalam perut bumi. Tak dapat kudengar apapun di dalam sana. Hanya keheningan dan sepinya dunia. Dunia terang dan gelap yang bertambah angka hari.

Dalam lautan manusia. Aku melihat puluhan, ribuan mata memandangku. Namun sorot mata itu tak ada disana. Tak kucari, tapi sorot itu selalu ada. 

Rentetan waktu ditambah hingga dikali. Ribuan dan jutaan detik telah bergulir dan berpindah. Pucuk tanaman telah berbuah. Air telah menjadi awan dan kembali turun ke bumi. Dan wajah itu selalu muncul.

Tikam rasa ku.
Toreh hati ku.
Sayat kulit ku.
Ledakan ruang oksigen ku.

Biarlah ku terdiam.
Biarlah ku disini.
Biarlah ku membeku.
Berteman dalam hening.

Pergilah wajah itu...
---

No comments: