Wednesday, October 19, 2016

Cinta dan Logika

Cinta adalah emosi. Emosi sejumlah ungkapan rasa. Rasa yang tak dapat disentuh. Tidak dapat digenggam tanpa visualisasi.

Cinta merupakan luapan diri akan apa yang dilihat oleh diri ini, bukan dari diri siapapun. Cinta menghadirkan jutaan rasa. Terbelenggu oleh pilar-pilar kehidupan. Dibatasi geraknya dengan norma dan kaidah sekeliling.

Cinta berbicara dari tatapan sepasang mata dan mata hati yang tunggal. Menggerakkan ribuan harapan, jutaan impian masa depan, mengalirkan deras aliran darah dalam diri.

Cinta dikunci dengan rasa rindu tak terkatakan. Mengunci kata dan rasa. Keheningan bersatu dalam diri. Hanya tatapan mata yang berkata-kata dalam sunyinya malam.

Cinta hadir tiba-tiba. Cinta tidak dapat ditolak. Cinta tidak dapat diasingkan dalam pulau kecil diujung bumi. Cinta menerjang lintasan waktu dan bintang dunia.

Ada apakah dengan Cinta?

Logika bukanlah teman dekat Cinta. Logika hanyalah sahabat dekat namun tak terbalaskan. Logika dipaksa bisu laksana teriakan dalam ruang hampa. Logika adalah suara kesedihan.

Logika adalah mahluk angkasa luar. Dibuang dan dikucilkan dalam planet tak bernyawa. Didiamkan selama ribuan waktu seorang diri. Dipendamkan dalam pusaran bumi yang terdalam. Dibenamkan menembus kedalaman dasar lautan pasifik.

Cinta adalah sahabat akrab bernama Rindu. Keduanya bersatu dalam berbagai situasi. Ribuan jarak dan jutaan detik terlewati, namun mereka selalu ada. Lautan biru dapat menenggelamkan bumi, namun mereka tak terpisahkan.

Kerinduan padaku untuknya.

Kecintaanku padamu.

Selamat tinggal Logika.

Menjauhlah kau dan jadilah musuh abadiku.

Regards

Rangga KW1

No comments: